Siapa yang tak cinta dan sayang adiknya ? saudara sedarah yang
sama-sama hidup dalam satu rumah, yang pernah tinggal dirahim yang sama,
mendapat ASI dari orang sama dan tiba-tiba mengalami sakit yang tidak jelas
penyebabnya, kakak mana yang tak akan cemas dan takut sesuatu buruk terjadi
pada adiknya. Ketika hari yang dulunya penuh dengan tingkah kelucuan dari adik
tiba-tiba semuanya hilang, lenyap begitu saja. Yang dulunya selalu kita
tunggu-tunggu saat dia masih dalam rahim ibu. Dia yang dulu melengkapi
keceriaan kita. Dia yang menjadi boneka hidup kita. Dia yang cantik, dia yang
lucu dan dia yang selalu menemani kita tiba-tiba divonis dengan penyakit yang
kemungkinan kecil untuk sembuh.
Hari ini ibu tampak tak bersemangat, sepertinya beliau
memikirkan sesuatu yang tak bisa ku jamah, mungkin memikirkan kejadian 10 tahun
silam. Ya, disaat baru berumur 2 tahun adikku tiba-tiba demam. Demam tinggi
yang membuat ibuku panik dan cemas. Adikku dibawa ke dokter oleh kedua
orangtuaku tapi sayang dokter tidak bisa mendeteksi penyakit adikku. Saat itu
aku hanyalah seorang anak kecil yang tak mengerti dengan kecemasan kedua
orangtuaku tentang adikku. Melihat ibuku yang tegar made me think “my mother is the strongest woman I know”.
Adikku lumpuh, kaki dan tangan adikku lemas. Dia tak bisa
bicara. Dia tak seceria dulu. Hati kakak mana yang tak sedih melihat saudaranya
lumpuh layu. Berbagai cara telah orangtuaku lakukan untuk mencari jalan
kesembuhan buat adikku. Tetapi hasilnya tetap sama, adikku yang ku temui
sekarang sama seperti adikku yang dulu. Dia sama seperti dulu hanya bisa
berbaring ditempat tidur, mungkin hanya usia dan bentuk tubuhnya yang berbeda.
Dia telah tumbuh besar dia sudah menjadi remaja, dia cantik tapi kenapaaaaa
adikku tetap seperti ini.
Air mataku tiba-tiba mengalir melihat keadaan adikku, aku tak
tahan menjadi kakak yang selalu tegar, hati siapa yang tak menangis melihat
adik perempuan satu-satunya yang sangat dicintai, menanggung sakit yang tak
bisa diobati. Adikku tak selincah dan seceria dulu, tubuhnya layu, diam.
Setiap aku bertemu dengan adikku, aku selalu berusaha
mensugesti adikku, meskipun dia tak pernah merespon apapun yang aku omongin,
tapi aku yakin dia mengerti. Aku yakin dia berusaha untuk sembuh. Selalu
kubisikkan ditelinganya kata-kata penyemangat untuknya.
Andai penyakit itu bisa dipindah, biarkan aku saja yang
mengalaminya. Aku ingin adikku bisa seperti remaja putri lainnya. Aku ingin dia
bisa berlari, dia bisa membantu ibuku yang kerepotan menyiapkan makan untuk
kami, membersihkan rumah. Aku ingin dia bersekolah, bisa mengaji.
ayah dan ibu adalah sosok yang kuat, kalian adalah malaikat
untukku dan adikku. Kalian tak pernah mengeluh dengan keadaan adik yang seperti
itu, kalian tak pernah marah sama Alloh, kalian tetap sabar dan ikhlas merawat
adik yang tak berdaya.
Semoga kalian tetap sehat, sampai aku bisa menggatikan
posisimu untuk merawat adik, sampai aku bisa membanggakan kalian, sampai aku
bisa menjadi anak yang sukses. Semoga kalian akan selalu menjadi saksi atas
keberhasilanku. Maafkan anakmu ini yang selalu merepotkanmu, dan belum bisa
membantumu untuk merawat adik
Untuk adikku, malaikatku, princessku. Semangat untuk sembuh ya
sayang. Yakinlah atas keajaiban Alloh, tetap semangat. Kamu pasti bisa lewatin
ini semua dek, kamu kuat. Ayoo semangat sayang. Maafkan kakakmu ini masih belum
bisa membelikanmu baju yang indah, masih belum bisa mengajakmu melihat
keindahan diluar sana. Doakan kakakmu ini suatu saat akan ku ajak kamu mengenal
hewan dan tumbuhan yang indah ciptaan Alloh. Aku ingin membawamu melihat
keindahan ombak dipantai, aku ingin mengenalkanmu pelangi yang indah. Aku
sangat menyayangimu. Aku selalu berdoa untukmu. Dan maafkan kakakmu ini masih
belum bisa berusaha maksimal untuk kesembuhanmu. We love you princess 💗.
Adikku berbeda, tapi aku sangat menyayanginya, tak akan ku
biarkan benda tajam melukainya, tak akan ku biarkan mulut jahat mengoloknya,
aku yang akan berdiri kokoh untuk melindunginya. Aku yang akan memeluknya, dan aku yang akan tetap
menjadi kakak terbaik untuknya
Semoga cerita ini mengubah pandangan kalian untuk tidak membenci
saudara kalian, apapun keadaannya dan kekurangannya tetap sayangi dia. Jangan
malu mengakuinya, karena dia sama seperti kita. Dia makhluk Alloh, tetapi dia berbeda.
Dia lebih spesial dari kita. Dan bersama merekalah kita menjalani hidup dalam
atap yang sama, dalam rumah yang sama yang mengajarkan kita kasih sayang dan
saling berbagi.
Comments
Post a Comment